Rabu, 21 Maret 2012

Contoh Laporan Percobaan Ingenhousz

BAB I
LATAR BELAKANG

I.1 Latar Belakang
           
      Berdasarkan pembelajaran pada Bab Metabolisme, siswa dituntut untuk memahami proses fotosintesis pada tumbuhan. Dalam proses fotosintesis ini dibutuhkan cahaya matahari yang optimal. Dan cahaya matahari terdiri dari berbagai warna, dalam percobaan ini, kami melakukan percobaan fotosintesis dengan warna berbeda pada Hydrilla sp.Warna apakah yang paling efektif untuk fotosintesis akan terjawab pada percobaan ini.

I.2 Tujuan Praktikum

Mengetahui warna macam cahaya apa yang mempengaruhi fotosintesis.

I.3 Manfaat Praktikum

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengasah keterampilan siswa dalam merancang dan melakukan suatu praktikum secara ilmiah.

I.4 Rumusan Masalah

1.      Warna cahaya tampak apakah yang paling efektif untuk melakukan fotosintesis?
2.      Apakah warna cahaya tampak berpengaruh dalam proses fotosintesis?
3.      Apakah intensitas cahaya berpengaruh pada fotosintesis?

I.5 Hipotesis

1.      Warna yang paling efektif adalah merah (mejikuhibiniu).
2.      Intensitas cahaya tinggi membuat fotosintesis optimal.
3.      Intensitas cahaya rendah membuat fotosintesis kurang optimal.


BAB II
ACUAN TEORITIK

II.1 Tinjauan Teori

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi, dengan reksi:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 + 6O2
Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan Inggris, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan. Lalu pada tahun 1778 Jan Ingenhousz  ilmuwan Britania Raya kelahiran Belanda mengulangi eksperimen Priestley. Ia menemukan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak", dan membuktikan bahwa intensitas cahaya memengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan.
            Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet/ungu (< 400 nm). Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Dan ini berhubungan dengan reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
  

Contoh Laporan Percobaan Enzim Katalase

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Protoplasma aktif melakukan reaksi kimia dengan bantuan enzim sebagai katalisator. Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh organisme hidup. Hidrogen peroksida merupakan zat kimia yang aktif. Zat ini terus menerus terbentuk dalam sel hidup sebagai hasil samping reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Jika tidak segera dibuang atau diuraikan oleh sel, zat yang besifat racun ini akan merusak sel itu sendiri. Adanya enzim katalase yang terdapat dalam sel menguraikan hidrogen peroksida menjadi zat-zat yang tidak merugikan. Di penelitan ini kami menggunakan ekstra hati ayam untuk menguji apakah ekstra hati ayam memiliki kandungan enzim? maka dari itu kami melakukan penelitian ini.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tentang latar belakang diatas, maka timbul berbagai masalah, antara lain :
1.      Apakah enzim katalase mempengaruhi H2O2 ?
2.      Apakah eksrak hati ayam memiliki enzim yang dapat digunakan dalam proses metabolisme?
3.      Apakah kecepatan reaksi mempengaruhi laju kerja enzim ?

1.3  HIPOTESA
1.      Enzim katalase mempengaruhi pemecahan H2O2 menjadi H2 dan O2
2.      Ekstrak hati ayam memiliki enzim katalase yang mempengaruhi metabolisme.
3.      Laju kerja enzim tergantung pada kecepatan reaksi kimia enzim tersebut.
1.4  TUJUAN
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan karya ilmiah ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap H2O2
2.      Untuk mengetahui eksrak hati ayam memiliki enzim yang dapat digunakan dalam proses metabolisme
3.      Untuk mengetahui kecepatan reaksi mempengaruhi laju kerja enzim

  
BAB II
ACUAN TEORITIK


2.1 TINJAUN TEORI
Metabolisme (bahasa Yunani: metabole yang berarti berubah) adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular.
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan.
Hidrogen peroksida dengan
 rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung
Bentuk reaksi kimianya adalah:

2H2O2
            2H2O + O2

Senyawa H2O2 yang ada dalam tubuh sangat berbahaya. Maka enzim katalase menguraikan H2O2 menjadi H2O dan
 gas O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh.
Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud
 uap.  Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom  pada hati akan mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim katalase bekerja secara optimal pada suhu kamar (±30 ÂșC) dan suasana netral.